Dampak Interaksi Manusia dan Internet (Internet Addiction)

Manusia dan Internet merupakan sebuah interaksi yang sangat melekat pada masa kini, manusia sangat membutuhkan internet untuk kebutuhan sehari-hari. Internet sangat universal untuk interaksi manusia baik untuk pekerjaan, tugas sekolah atau kuliah, maupun komunikasi untuk kepentingan pribadi. Internet kini sangat mudah diakses dan terjangkau untuk kalangan masyarakat bawah hingga atas, semua orang bisa dengan mudah mengakses internet kapan saja serta dimana saja.  Internet sangat berpengaruh terhadap pekerjaan, karena internet memang sangat menguntungkan untuk penggunanya. Teknologi internet sangat mempengaruhi perilaku manusia, dimana teknologi ini dapat menghubungkan antara satu computer dengan computer lain  dibelahan dunia lain. Penggunaan internet sebagai salah satu cara untuk mengburangi loneliness . pada individu yang mengalami loneliness apabila ia banyak menghabiskan waktu banyak waktu sendirian di depan computer baik di kantor maupun dirumahnya maka orang tersebut akan menyediakan waktu lebih sedikit untuk hubungan tatap muka di dunia nyata dan mengurangi kesempatannya untuk berinteraksi dengan orang lain.

Internet addiction oleh Young (dalam Tuapattimaja & Rahayu) diungkapkan sebagai sebuah syndrome yang ditandai dengan menghabiskan banyak waktu dalam menggunakan internet dan tidak mampu mengontrol penggunaannya saat online, orang-orang yang menunjukkan syndrome ini akan merasa cemas, depresi,atau hampa saat tidak online di internet serta menyebabkan korbannya mulai menyembunyikan tingkat ketergantungannya terhadap internet tersebut.

Penggunaan internet yang berlebihan mencapai presentase 52% sangat jauh berbeda dengan yang kecanduan internet yang hanya mencapai 8% saja. Walaupun masalah kecanduan internet hanya mencapai presentase yang sedikit, tetapi melihat presentase penggunaan internet yang berlebihan mencapai 52% perlu diperhatikan lagi permasalahan ini, karena kecanduan internet bermula dari keasyikan kita berlama-lama menggunakan internet, lambat laun kita akan merasa cemas dengan tidak bermain internet, dan lama-kelamaan akan menjadi pecandu internet yang sulit lepas dari internet dan berdampak kurang baik dalam aspek psikologis (neuroticism, extraversion, kecemasan sosial, kesepian emosional, kesepian sosial, dukungan sosial, dan dukungan sosial internet). Hal-hal tersebut meninmbulkan tekanan pada diri seseorang bentuk-bentuk permasalahan tersebut menjadi motivasi remaja untuk menggunakan waktu dan terjadi keterikatan diri terhadap game online yang memungkinkan antar pemain dapat berinteraksi  menambah peluang individu membangun relasi melalui dunia virtual.

Jerman, Psikologi Zone – Sekitar 500 ribu masyarakat Jerman masuk dalam kategori pecandu internet. Rata-rata mereka menunjukkan simtom yang sama dengan kecanduan narkoba atau alkohol. Para pecandu merasakan hidup tanpa gairah bila tidak ada internet. Akibatnya, generasi muda Jerman bisa terancam karna kondisi tersebut.

“Abad ke 21, baik di bidang kerja maupun secara pribadi, orang tidak bisa lepas dari internet”, kata Michael Bender, dokter kepala bagian psikiatri, psikosomatis dan psikoterapi di rumah sakit Rhein-Jura.

Menurut laporan pemerintah setempat, lebih dari setengah juta warga usia 14 hingga 64 tahun mengalami kecaduan internet. Sebanyak 250 ribu pecandu internet masuk dalam usia remaja, dengan laki-laki remaja sebagai pecandu paling beresiko. Sedangkan perempuan lebih candu pada jejaring sosial dibandingkan laki-laki.

“Penderitanya menunjukkan gejala yang sama seperti pecandu minuman keras atau narkoba”, kata Michael Bender.

Mereka yang mengalami kecanduan internet kerap memutus komunikasi dengan keluarga dan teman mereka di dunia nyata. Hal pertama yang dilakukan saat setelah bangun tidur adalah hidupkan komputer dan segera online.

“Banyak yang menyadari, mereka mengabaikan aktifitas sosial dan kegiatan waktu luangnya. Tapi tidak mampu keluar dari jeratan dunia virtual. Mereka tidak bisa lagi mengendalikan konsumsinya akan internet”, kata Bender.

 Contoh Kasus :

Jakarta – Internet sangat akrab dengan masyarakat sekarang ini, khususnya kaum muda, bahkan termasuk anak-anak. Banyak dari mereka yang tidak bisa lepas dari internet walau hanya sehari. Hal inilah yang perlu untuk diperhatikan, karena kecanduan internet pastinya bisa menimbulkan berbagai dampak negatif, salah satunya adalah radiasi.

Dilansir dari Asiaone, Sabtu (24/8/2013), terjadi jumlah peningkatan kaum muda yang sangat terobsesi menggunakan smartphone dan komputer. Menurut survei terbaru yang dilakukan oleh tim peneliti Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja dan Kesejahteraan di Singapura, sekitar 520.000 pelajar SMP dan SMA mengalami kecanduan internet, terutama untuk game online dan e-mail.

Survei menunjukkan bahwa 9 persen dari pelajar SMP dan 14 persen dari pelajar SMA mengakses internet lebih dari lima jam setiap hari kerja.

Apa yang tidak boleh diabaikan dalam survei ini adalah bahwa persentase yang signifikan dari siswa yang diyakini begitu terobsesi untuk ‘online’ tak dapat menahan dirinya untuk tidak mengakses internet. Mereka merasa seperti terkena iritasi jika mereka harus berhenti menggunakannya. 

60 persen dari kaum muda yang mengikuti survei juga menderita gangguan tidur pada malam hari, waktu siang hari dan malam mereka pun cenderung terbalik akibat daya serap mereka di internet pada larut malam. Dalam beberapa kasus, mereka melewati sekolah dan membatasi diri mereka di kamar.

Kecanduan kaum muda ini terhadap internet selama masa pertumbuhan mereka merusak pikiran dan tubuh mereka. Situasi ini sangatlah serius.

Beberapa pecandu internet memiliki gangguan gizi karena kebiasaan makan yang tidak teratur. Mereka juga menunjukkan gejala penyumbatan pembuluh darah serta penggumpalan darah akaibat berjam-jam mempertahankan postur duduk yang sama. Semakin kecanduan dengan internet, semakin besar kemungkinan mereka akan merasa tertekan.

Perhatian medis dibutuhkan untuk orang yang mengalami kecanduan serius terhadap internet. Terus berjam-jam menghabiskan waktu menggunakan internet bisa membuat pecandu lebih sadar dengan masalah mereka. Pada beberapa rumah sakit, dokter dan psikolog klinis memberikan konseling. 

Namun hanya beberapa lembaga medis yang memiliki departemen yang mampu menyediakan perawatan khusus. Hal ini diperlukan untuk memelihara spesialis dengan keahlian yang cukup untuk menyembuhkan orang kecanduan internet dan menciptakan pusat-pusat untuk menyediakan layanan konsultasi bagi pecandu.

Memang tidak bisa dipungkiri, sekarang ini internet merupakan sarana yang sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti belajar dan bekerja. Smartphone tersebar dengan cepat. Ada kemungkinan kuat jumlah pecandu internet akan meningkat.

Tapi jika digunakan secara berlebihan tentunya tidak bagus. Oleh karena itu, diharapkan dalam menerima pelajaran dengan bantuan komputer di sekolah, siswa tidak hanya diajarkan bagaimana menggunakan perangkat elektronik. Mereka juga harus didorong untuk menyadari bahaya penggunaan internet secara berlebihan.

Bagi orang tua, dalam membeli smartphone untuk anak-anak mereka, sebaiknya meletakkan aturan-aturan pada mereka berapa banyak jam mereka boleh menggunakannya setiap hari.

 

 

 

 

 

 

 

 

Tinggalkan komentar